
Dalam beberapa tahun terakhir, kita menyaksikan banyak stasiun televisi di Indonesia yang gulung tikar atau kehilangan pamor. Beberapa stasiun swasta yang dulu sempat berjaya kini nyaris tak terdengar lagi gaungnya. Sementara itu, di Korea Selatan, industri televisi justru tetap hidup, dinamis, dan sangat relevan dengan masyarakatnya. Kenapa bisa begitu? Apa yang menyebabkan perbedaan ini?
1. Perubahan Perilaku Penonton yang Tak Diikuti
Di Indonesia, banyak stasiun televisi tidak cepat beradaptasi dengan perubahan perilaku penonton yang kini lebih banyak beralih ke platform digital seperti YouTube, TikTok, dan layanan streaming seperti Netflix. Sementara televisi Korea Selatan justru mengintegrasikan diri dengan media digital. Banyak acara TV Korea yang langsung tersedia di platform streaming lokal seperti TVING dan Wavve, bahkan tersedia global melalui Netflix atau Viu.
2. Konten TV Korea Berkualitas Internasional
Korea Selatan dikenal memiliki standar produksi yang tinggi. Drama, variety show, hingga dokumenter mereka dikemas dengan serius dan kreatif. Hal ini tidak hanya menjangkau pasar lokal, tapi juga internasional. Sementara di Indonesia, banyak konten televisi yang dinilai monoton, terlalu banyak sinetron dengan cerita klise, infotainment berlebihan, atau acara yang kurang mendidik.
3. Inovasi dan Dukungan Pemerintah
Pemerintah Korea Selatan aktif mendukung industri hiburan melalui kebijakan budaya (Hallyu Wave), insentif produksi, dan promosi global. Sebaliknya, di Indonesia, dukungan terhadap dunia penyiaran masih terkesan minim dan lebih banyak dikendalikan oleh kepentingan bisnis dibanding kualitas konten.
4. Demografi dan Teknologi
Korea Selatan adalah negara dengan infrastruktur internet tercepat dan penetrasi digital yang tinggi. Tapi menariknya, televisi tetap relevan karena mereka menyesuaikan diri — tidak hanya sebagai alat tontonan, tapi juga bagian dari ekosistem hiburan digital. Di Indonesia, walaupun pengguna internet sangat banyak, stasiun TV masih mengandalkan model lama dan tidak terlalu inovatif secara digital.
5. Generasi Muda dan Relevansi Budaya
TV Korea berhasil menarik generasi muda lewat konten yang relatable, baik dari sisi musik, gaya hidup, maupun isu sosial. Acara seperti “Running Man”, “Knowing Bros”, atau drama seperti “Reply 1988” menggambarkan kehidupan dengan pendekatan yang menyentuh dan jujur. Televisi Indonesia belum banyak menyentuh aspek ini secara dalam, sehingga dianggap tidak relevan oleh generasi muda.